Sunday, April 29, 2018

Yuk, Mencetak Generasi Millenial Cerdas dengan Drone Parenting

April 29, 2018 0 Comments

Pagi, Bunda.
Bunda, tahu nggak?  Ternyata munculnya generasi milenial enggak serta merta ada begitu saja, lho, Bun. Ada peran bunda yang membentuk generasi kids era digital ini.  Salah satunya adalah gaya parenting.

Dulu kita dikenalkan dengan helicopter parenting yakni sikap orang tua yang selalu ada di sekitar anak dan siap membantu jika kesulitan. Tapi, akhir-akhir ini helicopter parenting mulai banyak ditinggalkan lho, bun. Alasannya sih karena anak cenderung menjadi pribadi manja dan tidak percaya diri.

Seorang Psikolog, Vera Itabiliana mengungkapkan bahwa orang tua zaman now sudah meninggalkan helicopter parenting dan mulai beralih ke drone parenting. Sebenarnya, istilah drone muncul dari perkembangan tekhnologi yang artinya adalah pesawat tanpa awak. Jadi, drone parenting adalah pola asuh yang mengedepankan keterbukaan. Anak-anak dilepas saja, orang tua hanya mengontrol dari jauh.

Gaya parenting ini lebih cenderung menyukai kegiatan yang tidak terstruktur. Kecanggihan tekhnologi mencari ciri utamanya. Sehingga orang tua lebih suka mengeksplor anak-anaknya beraktivitas,  begitu juga dengan penggunaan gadget. Bahkan, mereka juga mengajarkan huruf,  angka dan warna menggunakan gadget. Oleh karena itu,  anak-anak akan melek tekhnologi.

Namun, ada yang perlu diperhatikan saat kita menjalani pola asuh ini, Bunda. Kita harus bisa menyeimbangkan ritme antara tekhnologi dan bermain di alam terbuka. Jangan biarkan mereka menggunakan gadget secara berlebihan, karena akan berdampak pada tumbuh kembangnya. Salah satu cara agar semua bisa berjalan seimbang adalah dengan frame time.

Apa itu frame time?
Frame time adalah bingkai waktu atau batas waktu anak menggunakan gadget. Walaupun gadget bisa memberikan manfaat, tapi tetap harus dibatasi. Selengkapnya tentang frame time akan saya bahas di lain waktu ya,  Bunda.

Semoga bermanfaat,  yuk menjadi bunda millenial yang cerdas. Agar anak kita tumbuh menjadi generasi millenial yang bermanfaat.

Sumber : https://www.cantika.com/read/1079415/ibu-zaman-now-terapkan-metode-drone-parenting-ada-plus-minusnya

https://lifestyle.okezone.com/read/2018/04/11/196/1885275/mengenal-drone-parenting-pola-asuh-ibu-milenial-yang-bikin-anak-lebih-ekspresif#lastread

Produktif Tanpa Bakat, Why Not?

April 29, 2018 0 Comments


“Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu.”

Inilah satu kata yang paling melekat dalam pikiran saya setelah beberapa kali mengikuti kelas dari Ibu Septi Peni Wulandani. Founder Institut Ibu Profesional ini selalu membuat saya sadar bahwa,  tidak ada yang tidak mungkin kalau kita mau bersungguh-sungguh. Termasuk tetap bisa produktif dari rumah, bahkan tanpa mengetahui bakat sekalipun.

Produktif dan bakat memang seperti dua sisi mata uang.  Saling berkaitan dan ketergantungan. Mengapa tidak?  Karena produktif adalah implementasi dari bakat.  Lalu bagaimana caranya bisa produktif tanpa mengetahui bakat?

Yuk,  sebelum saya berbicara jauh tentang produktif. Saya akan menyatukan pemahaman tentang apa itu produktif. Dari sekian banyak definisi tentang produktif, saya menyimpulkan bahwa,  produktif adalah suatu kegiatan yang menghasilkan. Ingat!  Menghasilkan bukan hanya berupa uang saja, tapi apa saja yang bisa dimanfaatkan.

Setelah kita menyamakan persepsi tentang apa itu produktif, ini adalah beberapa langkah yang bisa kita lakukan.

Pertama,  lihatlah peluang yang ada di sekitar kita. Jangan “sibuk” mencari peluang yang jauh dari apa yang biasa kita lakukan. Tuhan selalu memberikan tanda yang jelas, hanya saja kita sering menolaknya.

Contohnya, saat saya memutuskan menjadi ibu rumah tangga, maka hal pertama yang saya lakukan adalah melihat apa saja yang biasa saya lakukan di rumah. Seperti memasak,  menemani anak bermain, membersihkan rumah dan lain sebagainya.

Kedua, pilih dan pilah aktivitas apa yang paling disukai dan paling tidak disukai.  Contohnya, dari aktivitas di atas saya paling suka memasak dan paling tidak suka membersihkan rumah.

Ketiga, luangkan waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi diri.  Setelah kita tahu aktivitas  apa yang paling bisa dan paling kita sukai, berilah waktu lebih banyak untuk mengeksplorasi dan berkeksperimen. Lalu,  perbanyaklah jam terbang.

Keempat, jadilah diri sendiri. Karena begitu banyak orang yang memiliki kesamaan dengan kita,  maka jadilah yang khas, atau istilahnya “gue banget”. Hal ini akan memberikan identitas pada produk kita.  Misalnya, saya suka memasak dan keluarga saya sangat suka sayur. Makanan jenis apa saja, asalkan ada sayur pasti dilahap tuntas.  Nah, dari sini saya menciptakan menu “Chicken Vegetable”. Yakni Ayam yang isinya sayuran.

Kelima, share to care. Berbagilah siapa tahu ada orang yang membutuhkannya.

Wah, ternyata mudah kan?  Jangan menunggu tahu bakat dulu, baru berkarya. Tapi berkaryalah untuk menemukan bakat. Selamat mencoba.

My Family Project

April 29, 2018 1 Comments
Bismillah...
Tantangan materi ketujuh adalah membuat project yang sesuai dengan bakat diri. Sebenarnya ada banyak harapan yang ingin direalisasikan menjadi sebuah project atau produk.  Tapi apalah daya,  kami harus memilih salah satu mana yang paling sesuai.  Fokus,  mungkin itulah kata yang paling pas.

Agar suatu saat saya bisa mengingat kembali list mimpi,  maka saat ini saya akan menuliskan semuanya.  Semoga suatu saat nanti semuanya bisa terealisasi.

1. DAF Catering
Catering ini berawal dari suami dan anak yang Picky Eater.  Tidak banyak menu makanan yang bisa disuguhkan,  sedangkan saya pemakan segalanya 😂😅.  Bermodal dari kesukaan saya di dapur akhirnya suka bereksperimen dengan makanan (walaupun hasilnya masih belum memuaskan)  🙈 semoga lambat laun semakin enak dan berkualitas. Amin...  Dari berbagai pertimbangan, akhirnya DAF Kitchen berkembang menjadi sebuah bisnis keluarga dengan logo seperti berikut.


2. Buku Solo
Setelah mengikuti beberapa training kepenulisan dan mempunyai 6 buku antologi.  Tahun ini saya berharap bisa membuat buku solo dengan tema stimulasi anak 0-7 tahun (fase latih). Tema ini muncul dari pengalaman saya sebagai ibu baru dan baru melek dunia parenting. Bingung mau beraktivitas apa dengan si kecil. Selain itu,  juga pengalaman saat tumbuh kembang si kecil lebih lamban dari anak seusianya. Rasanya sedih dan bingung menjadi satu.  Maka dari itu,  berharap buku solo ini bisa membantu ibu-ibu yamg lain.   Kalau dilihat dari rancangan yang saya buat sebelumnya,  project inilah yang menjadi prioritas.  Semoga bisa terealisasi melihat tantangan yang cukup mendebarkan 😅

3. Rumah Kita
Rumah kita adalah mimpi saya jika sudah kembali ke kampung. Project ini adalah rumah baca dan bermain untuk anak-anak desa yang masih belum melek literasi dan permainan edukatif.



4. Special (Anak Special bisa mengaji)
Bermodal dengan ilmu psikologi dan ilmu terapi anak berkebutuhan khusus,  saya berharap jika anak-anak autisme juga bisa mengaji Al-Quran.  Mempunyai kesempatan yang sama dengan anak lainnya.



5. Open House
Open house adalah project tentang harapan saya menjadikan rumah terbuka buat anak-anak tetangga yang mau bermain di rumah.  Hal ini terinspirasi dari anak saya 3y yang suka berkumpul dengan anak-anak tapi saya belum bisa melepaskannya untuk sekolah dini. Maka dari itu,  muncullah gagasan ini. Atau agar bisa lebih efesien,  DOF akan saya jadikan satu dengan rumah kita.  Karena prinsipnya sama.


Demikian list mimpi yang sedang kami rajut.  Semoga jadi kemanfaatan buat kami sekeluarga dan orang banyak. Karena berbagi itu indah 😍😘

Saturday, April 21, 2018

Sang Maestro

April 21, 2018 0 Comments


Alhamdulillah, project mencari bakat bersama Ruang Berkarya Ibu sudah memasuki task 6. Semua materi disampaikan oleh sang maestro dengan runtut, sehingga memudahkan kami belajar dengan baik.  Terima kasih RBI.

Task 6 adalah mencari ilmu dan maestro yang dapat mendukung bakat diri.  Dari rangkaian materi dan tugas yang saya lakukan maka kekuatan saya adalah:
1. Learner
2. Creator
3. Caretaker
4. Quality Controler
6. Harmony

Dari kekuatan yang ada saya mengambil aktivitas Home Educator,  Penulis dan Memasak.  Tapi untuk lebih memudahkan, saya mengambil Home Educator dan Penulis.  Kenapa ada dua?  Ya, karena keduanya saling berkaitan. Saya belajar parenting dan menuliskannya. Jadi, penulis di sini lebih cenderung non fiksi artikel tentang Parenting dan portofolio kegiatan bersama anak.

Ilmu-ilmu yang dapat mendukung saya mencari bakat diri adalah:
1. Parenting
2. Homeschooling
3. Literasi

Sang maestro yang bisa menginspirasi dan mengambil ilmunya secara langsung atau tidak langsung adalah:
1. Parenting
     a.  Peni Septi Wulandani
     b.  Elly Risman
     c.  Abah Rama
     d.  Munif Chatib

2. Homeschooling
    a.  Julia Sarah Rungkuti
    b.  Mrs. Mini
 
3. Literasi
    a.  Asma Nadia
    b.  Hanny Dewanti
    c.  Ummy Aleeya
    d.  Itsnita Farda K

Itulah beberapa ilmu dan maestro yang saya pilih dalam membantu menemukan bakat diri.

#ruangberkaryaibu
#proyek2
#tugasmaterienam
#kenalipotensimuciptakanruangberkaryamu

Saturday, April 14, 2018

I Love Math (Day 10)

April 14, 2018 0 Comments



Sekarang waktunya belajar preposisi Atas-bawah. Sambil jalan-jalan ke taman pelangi dekat perumahan, kami sambil belajar preposisi.  Karena banyak payung yang bergelantungan jadi sekalian saja belajar preposisi. 

👩 : Sayang,  lihat ke atas!
👱 : langsung menoleh ke atas "Affa mau payung merah"
👩 : Iya,  bunda mau yang warna apa ya? 
👱 : bunda warna hijau 
👩 : oh,  siaplah.  Lihat payungnya tinggi di atas mas daffa dan bunda ya.  
👱 : bocahnya cuma diem aja hehe
👩 : payungnya di atas mas Daffa bergelantungan di bawah pohon. 

Yah,  semoga  saja dia paham sama ucapan bundanya yang agak njelimet heheh
Sebenarnya dari kagiatan sehari hari dia sudah paham konsep atas,  bawah,  dalam,  luar. Tapi belum paham di tengah. 


#day10
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 8)

April 14, 2018 0 Comments

Ada satu hal yang ingin terus dilanjutkann dari game level enam kali ini. Tidak terputus walau masa tantangan sudah berakhir. Sebenernya semua tantangan harua berlanjut tapi bundanya kurang konsiaten hehehe

Untuk selalu mengingatkan dia tentang konsep angka, jadi setiap dia meminta sesuatu saya tanya dulu.  Mau berapa? Contohnya saat dia mau kue,  pasti saya tanyakan dulu mau berapa.  Setelah menjawab saya berikan sesuai jawabnnya.  Kalau kurang?  Ya,  saya tanya lagi dia mau minta berapa begitu seterusnya hehehe.  Semiga ini bukab sadis namanya 😂😂😅



#day8
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 7)

April 14, 2018 0 Comments
Wah,  ternyata tidak terasa sudah memasuki tantangan ke tujuh. Setelah membaca materi di kelas Bunda Sayang ini, saya sangat amazing. Ternyata matematika dalam kehidupan sekitar kita itu banyak banget. Dulu,  saat sering kesusahan mengerjakan pr matematika,  saya sering mengeluh “apa sih gunanya matematika,  wong enggak dipakai di kehidupan kecuali untuk jual beli)  tapi pemikiran itu sirna sudah. Ternyata matematika luas banget. Hihihi

Matematika bukan hanya soal menghitung tapi juga timbal balik dan komitmen.  Salah satunya seperti hari ini,  saat dia mau beli mainan di Kakang.  Kalau dia mau mainan jadi dia juga harus punya uang yang sesuai untuk di tukarkan, namanya membeli.

Sebelum membeli mainan, kami sudah komitmen untuk membeli satu mainan saja, karena uangnya hanya dua ribu. Dan itu harus dipenuhi,  kalau tidak,  ya enggak boleh beli mainan. 😂😂

Setelah agak lama mencari mainan yang paling diinginkan (soalnya hanya boleh beli satu hehe)  akhirnya pilihannya jatuh pada balon. Sebelumnya saya kasih pilihan kura-kura. Tapi dia tetap memilih balon, dan memberikan uangnya pada si Kakang. Setelah memberikan uangnya dia masih mau mengambil kura-kura. Saya diam saja sambil melihat responnya bagaimana. Melihat wajahnya sangat memeles sambil mengambil kura-kura, saya ingin tersenyum. tapi sesuai janji, hanya boleh beli satu mainan saja. Akhirnya dia memutuskan beli balon saja.

🙎: Kan Mas Daffa sudah janji cuma beli satu mainan
👱: memandang dengan penuh haru sambil tersenyum
👩 : Sekarang beli satu mainan saja,  besok kalau mau lagi boleh beli lagi.  Kan uangnya sudah dikasikan ke yang jual.  Uangnya sudah habis.
👱 : iya nda.
Akhirnya kami pulang dengan kemenangan bundanya hehehe.

#day7
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Friday, April 13, 2018

I Love Math (Day 6)

April 13, 2018 0 Comments

Hari ini Mas Daffa lagi kurang enak badan lagi,  enggak mau makan kecuali Apel.  Ya sudahlah, yang penting perutnya ada isinya.  Sambil makan apel mas Daffa sambil berhitunhg.  Eh,  tapi ada yang tifak biasa, berhitung dari satu sampai depalan sudah jago eh,  samapi angka sembilan jadi angka sebelas. Sebenernya ada videonya tapi enggakbbisa di aploud he.

#day6
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 5)

April 13, 2018 0 Comments

Kembali lagi dengan matematika disekitar kita,  yey.  Setelah kemarin belajar besar-kecil sekarang mengulang lagi dan ditambah dengan konsep tinggi-rendah dan panjang-pendek. Biasanya Mas Daffa suka ketukar kalau menyebutkan panjang menjadi tinggi. Makanya mau mengulang lagi konsep tersebut.  Alhamdulillah setelah itu gak ketuker lagi.


#day5
#Tantangan10Hari
#a
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 4)

April 13, 2018 0 Comments

Malam, Bunda beberapa hari ini mas Daffa kurang sehat badannya.  Kadang sehari batuk-pilek,  kadang juga tiba-tiba panas. Tapi anak masih aktif,  Alhamdulillah.  Malam ini ngajak main bola basket. Karena tadi siang hanya bisa tergolek di atas kasur,  jadi bolehlah main basket di malam hari. 

Banyak hal yang bisa dipelajari dari bermain basket sapah satunya tentang fokus,  gerak fisik dan satu lagi yang kadang kita lupa menjelaskan yakni "bagaimana membuat benda (bola)  menjadi tinggi.  Butuh anggota tubuh apa saja agar bola tinggi dan masuk ke dalam ring.  Yah, sekalian  belajar matematika dengan bentuk yang berbeda 😅😅

#day4
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 3)

April 13, 2018 0 Comments

Tantangan hari ketiga kebetulan pas lagi pulang kampung. Makanya selama  perjalanan sambil belajar berhitung.  Setelah puas berhitung bola dipinggir jalan tunjungan sekarangulai menghitung naga di atas gapura kapasan. Karena belajar itu bisa dimana saja dan kapan saja,. Belajar itu enggak harus di atas meja kan?  😊😄

👩 : Mas,  lihat tuh ada naga di atas! Ada berapa ya naganya?
👱 : atu,  ua.  Ada ua naga
👩 : Yey,  Mas Daffa pinter 😘


#day3
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 2)

April 13, 2018 0 Comments

Hari kedua mas Daffa belajar besar dan kecil.  Bola besar-bola kecil dan mobil besar-mobil kecil.  Karena beberapa hari yang lalu sudah pernah belajar konsep besar dan krcil jadinya untuk latihan hari ini di"lahap" habis sama si kecil hihihi Alhamdulillah




#day2
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 1)

April 13, 2018 0 Comments
Pagi,  Bunda.  Mengawali tantangan hari pertama level 6 kali ini,  saya menggunakan bebikinan yang satu ini.  Bahannya dari kain flanel yang dibentuk pot dan berisi angka dan beberapa kancing.  Mas Daffa suka menyebutnya es cream angka hehehe.  Sebenarnya project ini ingin saya pakai untuk mengenalkan konsep angka.

Cara bermainnya,  saya letakkan beberapa kancing (misal 2) di atas papan yang tersedia.  Setelah itu,  saya meminta Mas Daffa menghitung dan mencari angka yang sesuai, lalu meletakkannya ke dalam pot.  Begitu juga sebaliknya,  saya mengambil angka dan memasukkannya ke dalam pot dan meminta Mas Daffa meletakkan kancing yang sesuai dengan angka tadi. Tapi sepertinya ini masih terlalu susah bagi dia,  soalnya baru saja main saya sudah ditinggal ngacir.  😂😂😂

Ternyata benar,  Menurut teori montessory jika anak kurang atensi pada suatu project berarti project itu terlalu susah atau terlalu mudah. Mungkin perlu cara yang lebih "halus" lagi untuk mengajarkan konsep angka ini. Kalau untuk menghitung berurutan dia sudah bisa bahkan dengan selain bahasa indonesia. Hanya saja saya berharap dia lebih mengenal angka secara konsep bukan tulisan yang berurutan. Walaupun konsep angka ini bukanlah yang prioritas untuk diajarkan tapi tidak ada salahnya juga dikenalkan. Toh,  ini juga sebagai pre request skill sebelum dia benar-benar belajar matematika di sekolah.

Dilihat dari respon dia mengenal konsep angka maka untuk tantangan berikutnya yang ingin saya kenalkan adalah:
1. Preposisi
2. Geometri
3. Panjang-pendek
4. Besar-kecil
5. Tinggi rendah
6. Berat-ringan.
Semoga semua ini memudahkan dia mencintai matematika dan tidak memaksanya agar suka.  Biarlah pelan-pelan dan mengenalkan matematika yang lebih konkrit terlebih dahulu. 😍😘


#day1
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

I Love Math (Day 9)

April 13, 2018 0 Comments
Sepertinya ada yang punya teman baru hihihi Tadi pagi Mas Daffa lagi main diluar.  Ternyata sudah banyak anak kecil di sana. Akhirnya Mas Daffa ikut nimbrung deh.  Dasar anak-anak, enggak usah kenalan dulu langsung aja nyamber hehe Setelah bosan dan kepanasan akhirnya saya ajak masuk aja main di dalam rumah. Sekalian biar Mas Daffa bisa main bersama.

Sambil melihat mereka bermain, saya sambil beres-beres rumah. Akhirnya mainan bentuk geometri. Saya hampir lupa kalau Mas Daffa punya berbagai bentuk geometri. Mumpung lagi ada temennya, sekalian saja main bersama biar tambah seru.

Sebenarnya Mas Daffa sudah bisa nama-nama bentuk geometri, setelah ditanya satu-satu pola saya meminta dia menyamakan bentuk dari besar ke kecil. Karena kartunya hanya ada satu perpola,  maka saya gambar di atas papan dwngan ukuran yang lebih kecil.  Setelah itu baru Mas Daffa dan temennya diminta untuk menyamakan polanya. Lumayan, mereka bisa bermain cukup lama.

Aktivitas ini sering saya lakukan dulu,  bahkan sehari bisa lima kali. Biasanya saat terapi ABA kami menyebutnya matching kartu dari Besar ke Kecil.  Salah satu fungsi dari matching ini untuk tingkatanAs Daffa adalah menguatkan lagi pola yang sudah diketahui.  Kalau ukuran yang besar dan kecil itu namanya sama.  Tapi saat terapi dulu,  mataching digunakan sebagai sarana pengenalan (pre request skill) sebelum masuk pada tahapan identifikasi. Mungkin bagi anak yang terdeteksi slow lerner bisa dipraktekkan juga agar mempermudah proses belajar.

Alhamdulillah ada beberapa ilmu yang masih bisa dipraktekkan walaupun sudah tidak menjadi terapis lagi. Tantangan kali ini berjalan dengan lancar,  dia bisa menyebutkan dan menyamakan dengan baik.

Sehat selalu ya,  nak. Semoga jadi anak sholeh yang cerdas.  Amin...

#day9
#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIIP
#ILoveMath
#MathAroundUs

Saturday, April 7, 2018

Quote Of The Day RBI

April 07, 2018 0 Comments

Entah mengapa setelah materi 3 & 4 saya fokus pada kata bahagia.  Yang jelas kata "Bahagia" telah menyedot hampir seluruh perhatian saya saat ini.  Makanya,  kata motivasi yang saya ambil adalah BAHAGIA.


Saya sering merasa iri pada orang yang tetap enjoy dengan keadaan sekitarnya,  tidak pernah merasa khawatir dibilang berbeda. Contohnya begini,  ada seorang ibu yang tetap stay cool walau anaknya tidak bisa bersepeda di usianya yang keenam tahun. Padahal teman sebayanya sudah bisa semua.  Atau beberapa kasus tentang masalah tumbuh kembang anak yang berbeda.  Sedang di sisi lain ada juga ibu yang merasa khawatir berlebihan jika anaknya tidak sama. Sampai-sampai ada yang menstimulasi dengan rasa terpaksa. Saya sendiri cenderung pada tipe orang tua yang kedua.  Suka merasa khawatir berlebihan lalu dengan tidak sengaja menstimulasi dengan sedikit memaksa.

Sejak mendapat materi dari Ruang Berkarya Ibu, saya mulai sadar kenapa hal itu terjadi.  Yakni kurangnya rasa MENERIMA dengan peran yang paling bisa saya lakukan.  Mimpi yang pernah dirangkai harus menempuh jalan yang sebelumnya tidak saya prediksi.  Makanya ada sedikit celah dalam rasa menerima ini.  Selain itu,  kata PRODUKTIF yang saya pahami ternyata kurang benar.

TUJUAN: Quote ini membantu saya untuk terus selalu bersyukur. Mengoptimalkan apa yang ada saat ini. Setelah itu jika rasa menerima sudah bisa dijalankan dengan baik maka DO dan GROW bisa terlaksana dengan baik.

MIMPI: Mimpi saya adalah bisa membantu nginspirasi banyak orang,  memberikan manfaat untuk khalayak banyak dengan menjadi Penulis atau Psikolog.  Ini sangat seseuai dengan kekuatan saya yang caretaker,  harmony,  educator dan learner.

Di mana saya akan menempelkan quote ini?

Sementara ini karena saya masih menjadi kontraktor yang harus sering move dan menjaga amanah orang lain.  Maka qoute ini paling tepat saya simoan sebagai Wallpaper di Handphone agar bisa sering terlihat dan menjadi pengingat untuk konsisten.



#RuangBerkaryaIbu
#Tugasmaterike4
#kenalipotensimuciptakanruangberkaryamu