Tuesday, January 23, 2018

Ghost Of Parenting, Gaya Parenting Yang Menjadi Sumber Kekerasan Pada Anak



Gimana kabar Bunda malam ini? semoga sehat selalu ya, soalnya cuaca lagi enggak menentu. Kadang panas kadang hujan. Galau. Kayak saya yang lagi galau mikirin Mas Daffa mau public scholl atau homescholing aja. Begitu banyak pertimbangan untuk menyekolahkan daffa di usianya yang ketiga tahun. Sebetulnya bukan sekolah juga sih, tapi PAUD hehe. Masuknya juga tiga kali seminggu. 

Pada dasarnya pingin Mas Daffa belajar di rumah aja sama saya. Selain emang saya lebih banyak waktu di rumah, berharap juga bisa menguatkan bonding sama Mas Daffa. Pertimbangan lain karena Mas Daffa suka sekali ke sekolah,  bergabung sama teman sebayanya dan berharap Mas Daffa punya kesempatan mendapatkan stimulasi yang lebih beragam. Tapi satu hal yang menjadi tantangan terbesar buat saya kalau dia sekolah yakni bulying. Ya,  kekerasan pada anak semakin sering terdengar, semakin sering terjadi. Itulah tantangan terbesar orang tua jaman now mengantisipasi anak terhadap BULLYING.

Baca juga Serunya Mas Daffa di sekolah

Bullying atau kekerasan pada anak semakin marak terjadi di sekolah. Bukan hanya di sekolah menengah saja,  bahkan untuk taraf TK saja sudah terjadi bullying. seram banget liat anak kecil mengucapkan seluruh isi kebun binatang. Hadehh...  Yang lebih parahnya lagi bullying terkadang hadir dari orang tuanya sendiri. 

Bunda pernah denger enggak kisah orang tua yang menyiksa anaknya sampai biru dan disiram air panas? Itu bundanya sendiri lho, yang mengandung dan menyusuinya,  bukan orang lain. Kenapa bisa ya?  cerita lengkapnya di sini

Terkadang kita sebagai orang tua secara tidak sadar menerapkan ghost  of parenting pada anak. Ghost of parenting adalah  adalah hal hal yang "menghantui" pola parenting kita, yang sebenernya merupakan bawaan dari pola parenting yang kita terima sebelumnya dari orang tua kita. Jadi saat kita kecil terbiasa mendapat kekerasan dari orang tua,  rewel sedikit udah dijewer,  nilai anjlok kena pukulan bisa jadi kita juga melakukan hal yang sama pada anak kita. Itulah ghost of parenting.

Menurut pandangan saya pribadi ghost of parenting inilah sumber terjadinya kekerasan pada anak. Bagaimana tidak?  Anak akan belajar dari kita sebagai orang tua, jika kita selalu melakukan kekerasan bukan tidak mungkin jika dia akan melakukan hal yang sama pada anak lain. Dan anak yang dibangun dari kekerasan akan tumbuh menjadi anak yang keras dan tidak peduli atau malau sebaliknya mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak percaya diri. Lantas jangan salahkan anak jika dia akan menjadi korban bulying dari teman sabayanya. Sederhananya jika dia tidak tumbuh menjadi pelaku bulying dia akan menjadi korban.

Lalu bagaimana kita sebagai orang tua mengantisipasi kekerasan pada anak?
Pertama jika kita adalah “korban” dari orang tua kita, maka maafkanlah. Bisa jadi apa yang dilakukan orang tua kita dulu karena kurangnya pemahaman mereka. Putus rantai “setan” agar anak kita tidak mengalami hal yang sama dengan kita.

Kedua selesaikan semua masalah kita terlebih dahulu. Orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri akan mudah bergerak maju dan lebih luas melihat dunia. Hal ini membantu kita untuk lebih sadar dan peka terhadap apa yang kita lakukan pada anak. 

Ketiga jangan berhenti belajar menjadi orang tua. Walaupun menjadi orang tua tidak ada sekolahnya tapi bukan berarti tidak bisa belajar. Apalagi saat ini sudah banyak seminar,  buku bahkan kuliah online parenting yang bisa dimanfaatkan untuk mencari ilmu.

Keempat jalinlah komunikasi efektif dengan keluarga untuk selalu satu misi menjaga buah hati.

Yang terakhir cintailah mereka apa adanya,  jangan banyak menuntut karena mereka terlahir unik dan teruslah berpikir positif.

Yups itu adalah beberapa cara agar kita sebagai orang tua bisa mengantisipasi kekerasan pada anak yang saat ini semakin menjamur

Semoga bermanfaat!! 

4 comments:

  1. Kalo menurut sy ortu yg terperangkap dalam ghost of parenting adalah orang yg kebingungan. Oleh karenanya mereka juga butuh support system biar ortu yg terjebak GoP bisa nemu jalan terang 😀.

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget mbak Emiria Letfiani, ghost of parenting bisa muncul karena inner child yang belum terselesaikan. makanya support group akan sangat membantu agar tidak lagi terjebak. terima kasih sudah mampir :)

      Delete
  2. ass. saya juga mengalami ghost parenting, dan masih bergelut dengan hal itu. saya kira, hanya yang mengalami ghost parenting yg mengerti, pasangan belum tentu. dan mengacu pada artikel mba, line "Kedua selesaikan semua masalah kita terlebih dahulu"..... itu proses yang panjang dan tidak mudah dan ntah harus muliai darimana. ada kah komunitas yg bisa jadi supporting system utk "menyembuhkan" hal ini mba? terimakasih

    ReplyDelete